Kamis, 18 Desember 2008

Perubahan Alat Musik Dalam Kesenian Tradisional Karo Sumatera Utara

















Perubahan yang terjadi dalam kesenian tradisional Karo adalah perubahan pemakaian alat musik, yaitu alat musik tradisional digantikan oleh satu alat musik barat yang dikenal dengan nama keyboard. Pada awalnya keyboard digabungkan dengan ensambel kesenian tradisional Karo dalam mengiringi seni pertunjukan tradisional gendang guro-guro aron, namun belakangan alat musik Barat tersebut digunakan secara tunggal untuk mengiringi gendang guro-guro aron, tanpa disertai musik tradisional. Hal tersebut dapat terjadi karena keyboard yang digunakan telah memiliki fasilitas untuk memprogram suatu irama musik tertentu, sehingga irama musik tradisonal Karo dapat diprogram "menyerupai" bunyi musik Karo. Bunyi musik Karo imitasi yang muncul melalui keybaord sering disebut dengan gendang kibod. Terjadinya perubahan tersebut mengakibatkan gendang guro-guro aron semakin sering dilaksanakan oleh komunitas masyarakat Karo, baik di wilayah kabupaten Karo, maupun di wilayah kota Medan. Dalam perkembangan selanjutnya, keyboard juga telah dipergunakan dalam beberapa konteks upacara tradisi Karo lainnya. Perubahan pemakaian alat musik ini dicermati melalui penelitian dengan rumusan (1) bagaimana bentuk perubahan alat musik yang terjadi dalam kebudayaan musik tradisional Karo, (2) apa fungsi dari perubahan alat musik tersebut bagi masyarakat Karo, (3) apa makna perubahan alat musik tersebut bagi masyarakat Karo. Ketiga permasalahan tersebut dibahas berdasarkan teori akulturasi, teori perubahan, dan teori fungsi musik. Oleh karena permasalahan adalah perubahan yang terjadi dalam seni pertunjukan dan upacara adat, maka unsur pengamatan (observasi) pada saat berlangsungnya hal tersebut merupakan hal penting yang dilakukan dalam penelitian ini. Dalam setiap pengamatan, penulis juga mengadakan wawancara dengan beberapa kalangan, terutama kalangan seniman tradisional Karo serta orang-orang Karo yang dianggap mengetahui permasalahan ini. Beberapa pertemuan secara khusus juga dilakukan dengan informan guna mendapatkan informasi lebih lengkap. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, studi pustaka dan rekaman, baik audio maupun video yang berkaitan dengan perubahan tersebut. Semuanya kemudian dianalisis dengan pendekatan budaya yang bersifat holistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan alat musik tersebut menimbulkan akulturasi di dalam seni pertunjukan tradisional Karo. Alat musiknya berasal dari Barat, pemakaiannya di dalam konteksnya tradisional Karo. Fungsi perubahan alar musik menunjukkan tiga hal mendasar, yakni: terjadinya pergeseran fungsi musik, timbulnya fungsi musik yang baru, yaitu: fungsi ekonomi, fungsi imitasi dan individu, dan musik semakin berfungsi sebagai sarana hiburan dan sarana pengintegrasian masyarakat Karo. Perubahan alat musik tersebut juga melahirkan beberapa makna musik yang baru pada masyarakat Karo, seperti: makna seni populer, ekonomi, keseragaman, ketergantungan teknologi.